Responsive Banner design
Home » » Ala Pintu Tol

Ala Pintu Tol



Hampir setiap hari kita lewat dan membayar tariff tol. Entah sudah berlangsung 10 atau 20 tahun selalu kita melewati dan harus membayar tariff tol. Dipastikan tidak sekalipun kita tidak mmebayar tariff tol bukan. Bila kita tarik perumpamaan bahwa manajemen pembayaran tol begitu focus dan efektif. Maksudnya tidak ada sebuah kendaraanpun yang lolos dari kewajiban membayar tol. Kenapa? Karena jalan tol sudah didesain sedemikian rupa yang mengharuskan pengendara melewati dan membayar di pintu masuk/keluar tol.

Kalau dijabarkan kepada kehidupan luas, apalagi kepada kehidupan bernegara manajemen ala jalan tol dapat saja diterapkan. Bangunlah bangunan fisik atau infrastruktur yang bagus, sebagaimana mulus, lebar dan indahnya pepohonan di pinggir jalan tol. Bahkan belakangan marak menjamur berbagai SPBU yang lengkap dengan tempat rehat,restaurant, café, tempat ibadah dan bahkan bengkel. Pengendara semakin nyaman dan beristirahan bila lelah dan capek. Kembali pada pembangunan infratruktur tadi, hendaknya pemerintah berkewajiban menyediakan fasilitas umum yang nyaman. Dimulai dari sarana transportasi jalan (termasuk perumpamaan tol ini), pemisah jalan bagi pejalan kaki, roda dua, bus dan kendaraan pribadi, sarana angkutan umum yang nyaman, ruang public, taman hijau, trotoar nyaman, singkatnya adalah fasilitas fisik bagi masyarakat harus nyaman. Hal ini perlu dan wajib disediakan oleh pemerintah, karena masyarakat juga wajib membayar pajak disamping pemerintah memiliki wewenang mengelola sumber kekayaan alam yang melimpah. Hasil dari pengelolaasn sumber daya sebagian dikembalikan kepada masyarakat dalama bentuk fasilitas umum, sebagian untuk membiayai operasional pemerintah, untuk ditabung, investasi dan seterusnya. Nah manajemen pintu tol tadi mengatakan bila anda sudah menikmati nyamannya jalan told dan waktu tempuh yang lebih cepat (meskipun sekarang tol macet juga ya), maka anda wajib membayar tariff tol. Ini satu arti dengan bila pemerintah sudah membangun sarana fisik umum yang nyaman dan masyarakat dapat menikmatinya maka penuhilah kewajibannya, seperti ya bayar pajak, partisipasi dalam keamanan, ketertiban dan seterusnya. Sehingga tidak ada lagi masyarakat atau organisasi yang lolos dari kewajiban membayar pajak, lolos dari kewajiban sebagai warga Negara yang baik dan seterusnya. Masalahnya sudah sejauh mana berbagai fasilitas umnum yang disediakan bagi public. Apakah sarana transportasi dan penunjangnya sudah nyaman, ternyata kita semua tahu belaka gambarannya. Baiklah, kita hanya melihat ke depan, bagaimana pemerintah mulai focus dan konkrit membangun. Masak membangun jalan saja dapat direcokin oleh calo atau beberapa warga yang keberatan tanahnya dibeli dengan harga pasar. Melalui calo/warga yang mumpung dan minta harga tanah tinggi, biasanya jalan ditutup dan menjadi terbengkelai bertahun-tahun karena ulah tadi. Nah atasi segera permasalahan ini dan mulailah membangun. Juga tertibkan segala thetek bengek yang merecoki trotoar, jalur kendaraan umum dan jalur kendaraan pribadi. Mulai tertibkan lalu lintas dan mobilisasi masyarakat umum di perkotaan seperti Jakarta atau Surabaya. Kal;au tidak mulai ditertibkan saat ini mau kapan lagi. Lihatlah jalan protocol di Jakarta saat jam berangkat atau pulang, anda akan menghela napas, hmm sangat semrawut dan melelahkan.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog