Responsive Banner design

Dokter,,,



Hmm ,,, dokter adalah profesi yang unik. Bila kita tanya anak kita akan jadi apa kelak bila sudah besar maka jawabnya antara lain pengin jadi dokter, insiyur atau tentara. Jadi rupanya hampir setiap anak pengin dan berangan-angan jadi dokter. Salah satu sebabnya kurang lebih bahwa setiap anak tentu mengenal profesi ini ketika masa kecilnya entah sakit atau saat imunisasi. Sehingga tidak heran sosok dokter terbayang jelas di-angan setiap anak.

Keunikan dokter bisa lebih lanjut terlihat dari sekolahnya. Selepas sekolah menengah bagi mereka yang mendapat top rank nampak secara alami memasukkan fakultas kedokteran dalam pilihannya. Tidak heran bila fakultas kedokteran merupakan salah satu fakultas favourite. Padahal jelas dibutuhkan tidak hanya otak encer dan waktu yang lama namun juga biaya yang besar. Pun selalu berjubel jebolan sekolah menengah ngantri masuk fakultas ini. Saking favouritenya konon banyak yang bersedia membayar puluhan sampai ratusan juta guna mendapat satu kursi di fakultas ini.

Keunikan berikutnya adalah ilmunya itu sendiri. Berbeda dengan reparasi mobil atau televisi yang lebih pasti dan resiko kecil. Reparasi tubuh manusia oleh dokter sangat beresiko tinggi. Bila diagnosis mobil meleset paling hanya satu atau bebera parts perlu diganti, lha kalau diagnosis atas tubuh manusia meleset, tidak jarang nyawa menjadi taruhannya. Jadi obyek hidup merupakan obyek unik dari profesi ini.

Berikutnya adalah seputar etika dimana sebagai dokter sangat besar godaannya utamanya dalam membuat resep obat baik untuk pasien atau untuk apotik rumah sakit. Tidak jarang berdatangan perusahaan farmasi menawarkan berbagai bonus dan hadiah bila dokter bersedia meresepkan obatnya. Bila kurang berpegang pada etika maka doker bisa terjebak dan berdampak pasien menjadi korban.

Seorang dokter akan memiliki berbagai permasalahan yang tiadak putus-putusnya. Sebagai gambaran bila anak anda lahir di sebuah rumah sakit A, maka mulai dari umur 1 hari dan seterusnya dokter anak akan menjadi tumpuan. Bila anak anda pilek atau panas segera dokter anak yang akan anda minta bantuannya. Pernahkah terbayang seorang dokter anak dalam sesore sampai malam praktek harus menangani 10 sampai 50 anak. Belum jadwal operasi dan pasien yang parah dan seterusnya.

Saya memiliki pengalaman cukup mendalam berkaitan dengan dokter anak ini. Bayi saya pernah lahir dengan kelainan bawaan. Istilah kedokterannya disebut Omphalocele yakni semacam organ atau usus yang tidak sempurna masuk ke dalam perut bayi. Pada minggu 10 ukuran janin di rahim masih kecil dan beberapa organ dan usus berkembang di luar janin. Seiring membesarnya janin organ/usus ini perlahan tertarik dan masuk ke dalam perut janin dan menutup sempurna. Bayi saya karena sesuatu hal tidak selesai menutupnya dan ada organ tertinggal di luar. Nah organ ini harus perlahan dimasukkan ke dalam perut dan dijahit agar sempurna.

Singkatnya bayi saya terancam meninggal dunia bila tidak ditangani medis secara tepat. Untuk proses kelahiran saja terdapat sekian banyak dokter seperti dokter kandungan, dokter bedah, dokter anak, dan dokter anestesi. Setelah lahir harus ditangani satu tim dokter untuk perawatan selanjutnya samnpai dinyakatan sehat dan boleh pulang. Hampir satu bulan bayi saya harus tinggal di rumah sakit.

Salut buat dokter anak yang dengan tekun setiap menit dan jam merawat bayi saya. Napas mesin, infuse dan obat setiap hari dipantau mili demi mili. Ditingkatkan sedikit sedikit secara tepat agar bayi segera lepas masa kritis dan berangsur membaik.

Akhirnya satu bulan perawatan dan diperbolehkan pulang meski harus control tiap minggu, lalu dua minggu dan satu bulan. Dilanjutkan dengan imunisasi tiap bulannya. Saat ini bayi saya sudah sehat dan berumur delapan bulan. Setiap bayi saya pilek atau panas langsung telepon dokter anak tersebut dan segera disebutkan harus membeli obat apa. Rasanya dokter anak kita ini selalu siap 24 jam tentunya tidak hanya bagi bayi saya namun juga bagi ratusan bayi lainnya.

Ada beberapa hal yang patut direnungkan mengenai profesi dokter ini. Tidak disangkal mereka memang kaya raya dan mendapatkan begitu banyak uang dari pasien. Namun jarang yang memikirkan bagaimana kehidupan seorang dokter. Mereka harus sedia kala setiap detik dan menit demi pasiennya. Bila pasien sembuh dan sehat nampaknya kita berpikir ya sudah semestinya. Bila meleset kadang timbul tuduhan malpraktek dan seterusnya. Saya tidak hendak membela profesi dokter, namun perlu diingat mereka juga manusia yang bisa khilaf dan memiliki banyak kekurangan. Barangkali ini hanya sepotong kisah profesi dokter. Gambar di atas adalah bayi saya usai operasi dan dirawat di NICU sebuah rumah sakit di Bekasi.
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog