Responsive Banner design

Kejujuran

Semula judulnya pengin diberi kebohongan sih, namun biar lebih positif maka diberi saja judul kejujuran, ya maksudnya sama saja. Konon di era gombalisasi ini langka dan jarang ditemukan makhluk yang namanya kejujuran ini. Yang mudah dan gampang ditemui sehari-hari yaa kebohongan. Coba kita mulai dari bangun tidur, biasanya kita jarang bangun sebelum jam lima pagi, kalaupun ada dan kebetulan kita muslim, kita sering bangun deket-deket jam enam, sembahyang dan kadang tidur lagi. Mandi ya biasanya setelah jam enam. Baju rapi siap ngantor atau kerja, kadang kita tidak sempat sarapan dan duduk sebentar dengan keluarga sekedar sarapan bareng. Kita bisa jadi lebih sering sarapan di kantor saja. Jam kantorpun cukup jarang dari kita yang bisa datang sebelum jam tujuh pagi, atau jam delapan, lebih sering kita nongol setelah jam delapan. Ya macetlah, ya ada tabrakan lah, ada demo lah, semuanya menjadi alasan rutin manakala kesiangan. Barangkali kalau kita jujur maka idealnya kita bangun jam lima, sembahyang, mandi, sarapan bareng keluarga, dan nyampai tempat kerja jam tujuh pagi.

Nah apa yang dilakukan begitu nyampai di meja kantor. Sudah datangnya setelah jam delapan, eh kita mesti cari sarapan dulu ke luar, pan nggak sarapan di rumah tuh. Bahkan bisa jadi warungnya belum siap, maka ya kita tungguin sampai sarapan kita siap. Usai makan, kita tidak terus balik ke meja, merokok dulu-lah, dan eh ketemu teman nih, masak nggak ngobrol dulu sih. Jadilah sarapan yang mestinya setengah jam molor jadi sejam atau bisa lebih lama. Oke, balik ke meja kerja nih critanya, langsung kerja, sibuk ini itu? Belum dong, buka email dulu-lah bentar, baca email dan ngirim-ngirim balasan. Kalau ngemailnya seputar kerjaan mendinglah, lha kadang email bukan kerjaan je. Lewatlah lagi setengah jam, jadi bisa mulai kerja nih? Ah yang bener, masak nggak telepon atau sms dulu sih, ya musti telepon lah. Yach lewat lagi sepuluh atau lima belas menit. Oke, siap kerja nih Bos, buka-buka berkas kerja, dahi berpikir keras, ahh ngopi enak nih, ya sudah pesen kopi nih biar otak encer getu. Common guys/ladies, setengah hari kita belum dapet apa-apa nih, namun bila Bos lewat, ahaa, muka serius melotot layar komputer, tangan pegang pulpen seolah berpikir keras demi perusahaan tercinta, ha ha basi lah yauw.

Jadi mesti kita karyawan kecil, yang sepak terjang kita tidak terlihat pengambil keputusan, namun bukan berarti kita bisa semuanya jujur. Banyak ketidakjujuran di sana, ya gimana lagi, kanan kiri juga begitu, atau bos sami mawon he, mulai berangkat kantor dan sampai kantor lebih banyak atribut ini itu ketimbang main job kita yang sebenarnya. Ini baru sebatas kita, sebagai kuli rendahan, yang tidak ada kesempatan untuk korupsi misalnya. Bagaimana bila kita pengambil keputusan, pemegang wewenang, baik di perusahaan atau negara, sementara kontrol diri kita semaunya dan asal gue seneng. Jadilah ketidakjujuran, atau kebohongan disetiap gerak gerik kita. Coba amati kota Jakarta di jam-jam makan, wah macetnya, saking banyaknya orang-orang yang makan siang ke restoran mahal, atau TTM, teman tapi mesra, dan seterusnya. Ya, kalau gaji kita besar dan melimpah bisalah jalan, lha kalau gajinya biasa saja, sementara kebohongan dan gaya kita luar biasa, maka tentunya kita kepaksa cari obyekan kan. Kalau kita punya wewenang, ya bisa kita gunakanlah dikit, buat dapet tambahan fulus dan seterusnya.

Hmm, itulah kebohongan kita. Watu demi waktu tiada puasnya kita selalu memelihara kebohongan kita. Sama teman bohong, sama bos juga, sama keluarga sami mawon. Padahal hati nurani kita kadang ngingetin, tapi kalau sudah biasa dan parah, ah jadi masa bodohlah semuanya, nyang penting gue happy, banyak doku, mau bersenang-senang bisa, dan semua kenikmatan duniawilah, bodo amat.

Wahai kita semua, teman-teman, saudara, kita rasa bahwa kebohongan tidaklah akan berhenti kecuali kita sendiri yang menghentikan. Say no untuk bohong-lah. Kembali ke hati nurani kita. Ibaratnya kita berhitung 100%, maka janganlah semuanya bohong. Coba isi juga dengan kejujuran kita. Bolehlah bohong 50% lalu jujur sisanya. Dimaklumi, namanya juga manusia, dan hendaklah cukuplah itu bagian terbesar kebohongan kita, dan segera kurangi terus sampai kebohongan tinggal 40%, 30%, 5% dan berangsur-angsur hanya 1 atau 2% saja. Mustahil sebagai makhluk yang penuh godaan kita bisa 100% jujur. Jadi meski kebohongan adalah manusiawi, namun janganlah kebohongan mengambil alih kita. Kendalikan dan kuasai kebohongan itu dan gunakan hanya pada saat yang tepat, dan itupun 5% saja yaa.

Barang Import

Kompas hari ini memberitakan industri garmen kita yang sekarat karena serbuan produk tekstil China yang berharga murah dengan kualitas yang baik. Diberitakan juga salah satu industri plastik kita yakni Maspion yang perlahan mulai menutup beberapa pabriknya karena kalah bersaing dengan produk serupa dari China dan negara lainnya. Dampak dari berbagai produk import adalah semakin mengecilnya volume industri local kita dan ini artinya akan banyak pengusaha kita yang menutup pabriknya/kantornya dan merumahkan karyawannya.

Produk import sudah sangat meluas di kita. Tidak hanya produk garmen atau barang plastik, namun juga mulai dari komoditas seperti beras, terigu, cengkeh, buah-buahan sampai dengan berbagai makanan siap saji di mall-mall. Hal ini cukup ironis dan konyol, dimana untuk mengkonsumsi buah kita harus makan buah import, bahkan nasipun dari beras import dan sebagainya.

Mengapa terjadi import? Jawabnya bisa banyak sekali, mulai dari harga yang lebih murah, mutu yang lebih baik, kemasan lebih menarik maupun factor ekonomis lainnya. Terjadinya import juga dapat disebabkan karena industri kita yang kalah maju, biaya produksi lebih mahal, perizinan lebih lama, birokrasi lebih rumit dan berbagai factor penghambat lainnya yang umumnya lebih banyak ketimbang yang ada di negara pengekspor tadi.

Perdagangan global ibarat pasar yang luas dimana pembeli bebas membeli barang yang lebih murah, lebih baik dan lebih memenuhi kebutuhannya. Tentunya pasar dimana barang dibuat dengan efisien dengan hasil yang lebih baik yang akan diserbu pembeli. Di sini berlaku hukum alam dimana yang kuat, yang efisien, yang lebih baik akan memenangkan persaingan.

Namun pasar global dengan berbagai negara terlibat dengan berbagai kemampuan yang terbatas dari rakyatnya tidaklah bebas lepas tanpa batasan. Ada batas-batas negara di sana yang bisa turut mempengaruhi dan mengatur agar kepentingan pasar local yang melibatkan penduduk local perlu dilindungi. Ada instrumen bea, pajak dan regulasi import di sana yang bisa diterapkan guna melindungi industri local. Tidak lucu kan bila industri local perlahan ambruk dan pengangguran makin meluas karena imbas dari barang import tadi.

Negara, sebagai regulator dan fasilitator dari industri local hendaknya secara maksimal melindungi kepentingan dalam negeri. Jangan sampai pasar dipenuhi dengan barang import sementara barang local makin menghilang. Namun tidak berarti semua produk di pasar haruslah barang local, karena hal ini bisa berakibat kita hanya menjadi jago kandang semata. Diharapkan barang buatan local pun bisa menembus pasar global. Jadi ada keseimbangan dimana pasar local dan global akan tersedia oleh baik barang local dan global pula.

Kalau kita melihat neraca pembayaran luar negeri, di sana ada pembayaran dari luar negeri karena eksportir kita, serta ada juga pembayaran ke luar karena import tadi. Idealnya pembayaran kita haruslah surplus dimana total pembayaran ekspor lebih besar dari import. Nah hal ini tinggal kita lihat saja di anggaran negara, bagaimana posisi pembayaran luar negeri kita. Defisit atau surplus.

Bila negara sudah menjalankan tugasnya dengan baik untuk membela industri local, maka pihak industripun jangan manja dan hanya menjadi jago kandang. Mentang-mentang dilindungi dengan bea masuk besar, maka pembuatan produk tidak makin efisien dan akibatnya konsumen membayar lebih mahal dari semestinya. Contohnya industri otomotif kita yang selama 35 tahun dilindungi bea masuk besar, namun industrinya sendiri tidaklah berkembang, sehingga harga mobil semakin mahal dan semakin jauh selisihnya ketimbang kenaikan pendapatan konsumen.

Jadi barang import tidaklah salah sejauh tidak mematikan barang local. Yang penting tetap terjaga keseimbangannya serta berjalannya roda kegiatan industri pasar, dan konsumen-nya.

Vina Panduwinata

Berangkat kerja seperti biasa, kebetulan naik omprengan sebuah mobil Innova terbaru, hmm nyaman, ber-AC, dan full music. Yang punya bapak-bapak yang berumur matang dan berkantor di jalan kuningan. Sepanjang jalan di setel lagu-lagu keren dari Vina Panduwinata. Barangkali banyak dari kita amsih ingat era tahun 1980-an Vina begitu tenar dengan berbagai lagu bertema cinta yang enak didengar. Ada lagu burung camar, di dadakau ada kamu, surat cintaku dan seabreg lagu cinta lainnya- yang kita sendiri nggak hapal judulnya, namun menikmati dan akrab di telinga.

Semalem di TV juga ditayangkan wawancara denga Adie MS, sang dirigent tenar dari twilight ochestra, bahwa cukup banyak penyanyi Indonesia yang berbakat dan berkemampuan vokal tinggi. Cukup banyak juga yang memiliki keunikan/khas dari masing-masing penyanyi. Nah Vina Panduwinata, menurut Adie, memiliki bakat dan kekhas-an sekaligus, dan ini tidak banyak dimiliki oleh penyanyi kita.

Namun kita harus mengakui bahwa Vina memang seorang penyanyi yang bisa diterima semua kalangan. Tidak hanya tema lagunya yang universal yakni seputar cinta, namun juga suara-nya khas dan enak didengar. Rasanya tidak berlebihan bahwa Vina juga merupakan salah satu Diva penyanyi di Indonesia. Bila sebelumnya banyak tampil dan show Diva-diva seperti Kris Dayanti, Ruth Sahanaya maupun Titi Dwi Jayati, maka kemunculan Vina dalam show tunggalnya dengan iringan Adie MS, menjadikan semakin lengkapnya Diva-diva dengan berbagai prestasi yang ditampilkan.

Begitu merdu suara Vina dalam lagu-lagu cintanya yang khas dan menawan. Topik lagu Vina-pun terlihat lugas, sederhana dan mudah dicerna. Dukungan musik dan aransemennya umumnya bagus sekali dan bermutu tinggi. Ada nama Dodo Zakaria di sana yang turut menyumbang aransemen Vina.

Penyanyi kelahiran Bogor tahun 1959 yang cantik dan kalem tersebut memang sempat tenggelam beberapa waktu terakhir. Disamping barangkali kesibukan dan alasan lainnya, memang belakangan panggung olah vokal kita diramaikan oleh bermunculannya penyanyi muda yang jumlahnya banyak sekali. Belum ajang bintang instant macam Idol, KDI, Akademia dan berbagai hiburan reality show lainnya yang hingar bingar, sehingga kita bingung sendiri. Rasanya asal tampil cantik, meski suara biasa saja, menyanyikan lagu-lagu yang tenar, semuanya beramai-ramai tampil di TV dan “memaksa” kita untuk melihat dan mendengarkan. Memang Era 2000-an jauh berbeda dengan era 80-an atau 90-an yang masih ada penyanyi bersuara merdu dengan lagunya sendiri semacam Vina, Ebiet, Iwan Fals, atau grup musik sepanjang masa macam Koes Plus, Panbers, dan Bimbo.

Era 2000-an terlampau banyak penyanyi muda dengan beragam gaya yang sering membuat kita kadang tidak memahami. Coba disebutkan sebenarnya era 2000-an ini siapakah penyanyi idola kita yang bersuara emas, memiliki kekhasan, dengan lagu-lagunya sendiri, serta benar-benar bisa menyanyi? Nampaknya sulit ya kita menyebut siapa.

Vina, dengan keberhasilannya tampil di Senayan dengan banyak penonton, barangkali tidak bisa dipastikan bakal terus menyanyi dengan album berikutnya, atau cukup turun gunung dan tercatat sebagai Diva serta legenda penyanyi yang masih hidup. Sosok Vina hendaknya menjadi salah satu acuan bahwa menjadi penyanyi sejati tidaklah mudah atau mesti harus dipaksakan. Butuh bakat, kerja keras, kemampuan dan suara yang istimewa dimana kesemuanya dimilki olehnya. Profesi penyanyi ternyata tidaklah mudah. Menjadi penyanyi legendaries-pun tidak bisa dicapai sembarang penyanyi. Waktu-lah yang akan membuktikan.

Malaysia

Kita sangat mengenal dan akrab dengan negara tetangga dekat ini. Masih satu rumpun dan berbahasa melayu, atau sangat mirip dengan kita yakni bahasa Indonesia. Begitu banyak dari kita yang pernah pergi menginjakkan kaki ke Malaysia, baik dalam kepentingan bisnis, pariwisata atau belajar/kuliah di sana. Semasa pemerintahan pak Karno dan pak Harto, presiden pertama dan kedua kita, katanya Malaysia masih banyak belajar dari kita. Banyak dosen-dosen kita diundang dan mengajar di sana. Banyak penyanyi dan grup kesenian melakukan show ke sana. Singkatnya kita jauh lebih besar dan maju dari Malaysia, begitu kira-kira.

Waktu berjalan cepat dan tidak terasa sudah lebih dari setengah abad kita merdeka, demikian juga Malaysia. Kita lepas dari penjajahan Belanda dan Jepang sementara Malaysia lepas dari Inggris. Sumber daya manusia kita sekian kali lipat dari Malaysia dan sumber daya alam kita jauh lebih banyak dan beragam. Namun kita kadang terpana bila melihat Malaysia sekarang menjadi negara yang maju pesat dan sangat diperhitungkan oleh dunia sekalipun. Malaysia memiliki segudang prestasi dan maju pesat hasil pembangunannya. Malaysia memiliki salah satu gedung tertinggi di dunia yakni gedung Petronas. Investornya gencar melakukan ekspansi bisnis termasuk ke Indonesia.

Malaysia dan kita adalah sama. Dari awal modalnya sama. Negara di Asia Tenggara, serumpun, sama-sama bekas dijajah bangsa lain serta mengandalkan sumber daya manusia dan alam yang relatif sama, bahkan kita jauh lebih luas dan banyak. Namun kerja keras, kejujuran dan hasil pembangunan ternyata berbeda. Malaysia memiliki tingkat kemakmuran jauh lebih baik dari kita. Tidak banyak derita yang dialami Malaysia sebagaimana kita alami. Bila kita diguncang berbagai bencana alam, stunami, banjir, gagal panen, berbagai wabah penyakit, krisis dan berbagai masalah pelik lainnya, Malaysia dengan meyakinkan semakin maju dan berada di posisi menuju negara maju, sejajar dengan negara lainnya.

Sekarang banyak tenaga kerja kita yang berlumba-lumba pergi dan bekerja di sana. Saking banyaknya sehingga menimbulkan eksodus tenaga kerja yang sebagian illegal. Umumnya mereka bekerja di perkebunan, pembantu rumah tangga, pelayan restauran dan profesi kasarnya lainnya yang umumnya tidak diminati warga aslinya. Sekarang kita harus mengakui bahwa mereka lebih baik dan lebih berhasil dari kita. Kira-kira kenapa demikian. Tidak sederhana jawabnya. Terlampau banyak perbedaan yang dilakukan oleh kita dengan mereka. Keterpurukan kita yang belum kunjung usai seolah makin menambah kesenjangan dengan Malaysia.

Beberapa sektor yang agak terbalik bisa kita lihat. Perkebunan sawit, dimana kita memiliki lahan luas, tanaman sawit luas, justru kalah jauh dibanding Malaysia. Pariwisata dimana kita memiliki sumber daya alam yang tidak kalah indahnya, juga nampaknya mereka lebih unggul. Malaysia berhasil membangun sirkuit balap mobil, Sepang yang menjadi sirkuit wajib untuk gelaran balap mobil setiap tahunnya. Milik kita, Sentul yang dibangun lebih awal dan konon biayanya jauh lebih besar justru belum sekalipun digunakan gelaran formula satu ini (F-1). Untungnya kemarin kita mendapat kehormatan mengadakan gelaran lainnya yakni A-1 yang levelnya tentu saja di bawah F-1, yah lumayanlah ketimbang kalah telak.

Malaysia berhasil membangun industri otomotifnya, yakni Proton yang juga berhasil meluaskan pabriknya ke Eropa. Meskipun jumlah penduduknya hanya seperempat kita namun daya serap produk otomotifnya lebih besar dari kita. Menara Petronas yang merupakan salah satu kebanggaan Malaysia merupakan salah satu pusat bisnis dunia. Infrastuktur mereka juga baik, dimana tahun 1992 ketika saya ada training di Malaysia, sudah ada jembatan antara pulau penang dan daratannya sepanjang 15 km membentang di atas laut. Kuala Lumpur dan Penang juga merupakan daerah industri dimana banyak pabrik dan industri beroperasi di sana. Dunia kependidikan Malaysia juga turut terbawa maju dan terkenal. Rasanya sudah ada kerjasama G to G antara Malaysia dengan Australia dalam dunia kependidikan ini. Malaysia terus berbenah dan pelan namun pasti segera memposisikan mereka sebagai negara yang besar dan maju.

THE CAT

Kita tidak asing dengan keberadaan hewan yang satu ini. Kalau di dunia barat, binatang ini termasuk binatang rumahan (pet). Umumnya kalau tidak anjing ya kucing yang sering dipelihara di rumah. Sudah kodratnya bahwa kucing hiduop di sekitar kita, baik dipelihara di rumah, maupun hidup bebas di sekitar rumah. Kita kadang bertanya-tanya, kenapa ya binatang ini sangat mirip dengan harimau si raja hutan. Begitu mirip kecuali ukuran fisiknya yang jauh berbeda. Perilakunyapun mirip-mirip, makanan sama-sama pemakan daging, meskipun kucing doyan makan nasi yang dicampur ikan asin misalnya. Tidak jelas, apakah harimau doyan makanan ini.

Saking populernya banyak cerita, film atau artikel yang mengulas binatang ini. Ada nama grup band The Cat, atau cerita film Batman, tokoh yang menggambarkan kucing dan sebagainya. Bahkan konon hewan ini merupakan kesayangan dari Nabi, dan sampai sekarangpun manusia umumnya pantang menyembelih atau memakan binatang ini. Berbeda dengan harimau atau anjing yang kadang disembelih dan dinikmati dagingnya oleh manusia.

Banyak dari kita menyayangi hewan ini, karena jinak, lucu, unik, akrab dengan manusia serta membawa sifat-sifat yang umumnya disukai. Meskipun ada juga yang takut dan tidak suka dengan keberadaan hewan ini. Alasan tidak sukapun bermacam-macam, karena menilai hewan ini pencuri ikan atau makanan di meja kita. Sangat banyak kucing di sekitar kita yang kondisinya menimbulkan iba. Ada yang kakinya pincang, ada bekas luka atau kesakitan. Umumnya justru bukan karena disakiti binatang lain, namun kitalah yang suka melempar, memukul atau menganiaya hanya karena kita tidak suka, atau pernah kehilangan lauk di meja.

Kebetulan saya juga memiliki seekor kucing jenis Persia warna putih yang saya beli ketika umur 3 bulan. Kucing saya sekarang berumur hampir 4 tahun dan beratnya sekitar 6 kilo-an. Sangat besar untuk ukuran kucing dan cukup gemuk. Kucing saya ini jantan dan sangat akrab dengan penghuni rumah. Makananpun sederhana yaitu tempe dan tuna rebus lalu dihaluskan. Untuk makanan tambahan diberikan makanan jadi jenis wiskas yang bisa dibeli di took dalam kemasan setengah kilo sampai satu setengah kiloan. Tidak terlalu boros karena dengan wiskas setengah kilo saja bisa dimakan lebih dari sebulan, karena makanan pokoknya ya tuna dan tempe rebus tadi.

Menurut buku, usia kucing Persia bisa mencapai 15 tahun. Berbagai perawatan harus dilakukan agar hewan kesayangan tetap bersih, gemuk dan sehat. Misalnya diberikan minyak ikan agar bulunya mengkilat, dimandikan, dibersihkan telinga, dipotong kukunya dan seterusnya. Pada dasarnya kucing ini tahan lapar dan sangat peka. Ia hanya makan makanan yang bersih dan tidak sembarang makanan. Barangkali ini naluri alamiah dan inderanya sudah dilengkapi sensor/filter untuk memakan hanya yang aman bagi kesehatannya.

Pernah sakit juga, semacam pilek atau kadang hanya diam. Bila pilek kita bisa berikan obat pilek anak-anak, dan biasanya bisa sembuh sediakala. Kita sudah menganggapnya sebagai anggota keluarga dan akan berasa kurang bila sehari saja tidak bercengkaram dan membelai bulunya yang tebal. Memang kita biasakan melepas dan bebas pergi kemananpun di dalam rumah, dan kadang kita lepas di halaman, namun jarang pergi jauh. Hanya sayang, setiap kucing lain yang mendekat biasanya dikejar dan takut karena memang badannya jauh lebih besar.

Menyayangi hewan ini umumnya adalah bawaan kita dari kecil. Teman saya-pun dari kecil menyukai binatang ini dan ketika kuliah sempat miara banyak kucing kampung. Lucunya ada seekor kucing di dekat rumah makan padang dekat kantor, yang bila kita makan maka kucing tadi akan menepuk kaki kita dan dengan mata polosnya melihat kita seolah minta diberi sedikit makanan. Saya biasanya akan memberikan sepotong kecil daging atau ayam yang akan dinikmatinya dengan lahap. Hanya terakhir pemilik rumah makan cerita bahwa kucing abu-abu yang lucu tadi ketabrak mobil dan mati. Hmm sayang dan kasihan bila membayangkan kucing yang lucu harus mati karena tertabrak mobil.

Kucing yang di rumah tetap menjadi bagian keluarga kita dan akan kita rawat selamanya. Dalam kesempatan ini baiknya marilah kita menyayangi hewan yang satu ini, dan sebenarnya semua hewan harus kita sayangi. Janganlah menyakiti dan menganiaya kucing, karena kenakalannya hanya sebatas mencari makan. Kalau kita sayang, sabar dan melatih agar tidak mengambil makanan, maka kucing akan mengikuti dan patuh.

BLACK MARKET

Pasar gelap dapat timbul ketika terdapat selisih harga yang dipatok dengan harga pasar. Harga yang dipatok di sini bisa saja artinya ada subsidi di dalamnya atau murni harga jual plus keuntungan dan biaya lainnya. Pasar gelap juga terjadi bila ada permintaan barang/jasa, sementara tidak ada supply di sana. Bila anda warga Bekasi, atau punya kenalan di sana, tidak asing kita dengar istilah mobil omprengan. Yaitu mobil pribadi yang mengambil sewa ke trayek-trayek tertentu. Trayek tadi kadang memang tidak ada pelayanan bus/angkutan resmi lain, atau ada namun jumlahnya sedikit sekali.

Setiap jam-jam kerja, daerah bekasi yang berdekatan dengan pintu tol diramaikan oleh antrian ompreng-ompreng tadi. Jurusan yang ditawarkan lengkap mulai dari tujuan kuningan, sudirman/thamrin, blok m maupun grogol. Tarifnya seragam, beberapa waktu lalu masih 5 ribu rupiah, namun akibat naiknya bbm sekarang menjadi 7 ribu rupiah. Jadilah omprengan sebagai angkutan tidak resmi namun memang dibutuhkan oleh warga bekasi.

Beberapa waktu lampau masih sering terjadi antaran mobil baru dari Jakarta ke luar kota, seperti Solo, Semarang maupun Yogya. Nah antaran mobil yang disopiri tadi iseng-iseng mengambil penumpang yang ke kota tujuan. Angkutan tadi akrab disebut profit. Hal ini berlangsung cukup lama. Baik sopir yang mengantar mobil maupun penumpang sama-sama untung. Sopir dapat pendapatan tambahan sementara penumpang membayar wajar, duduk nyaman, ber-ac dan sampai ke tujuan.

Sekarang baru ramai-ramai mendaftar menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Nah jumlah peminat ini sangatlah besar. Maka timbullah pasar gelap- muncul calo-calo yang konon bisa meloloskan seseorang menjadi PNS, tentunya dengan membayar sejumlah tertentu uang dan pastinya tidak murah.

Di kampung-kampung biasanya Lurah dipilih langsung oleh rakyat. Berhubung jabatan Lurah ini mentereng, dapet jatah sawah bengkok sekian hektar, maka siapa sih yang tidak kepengin menjadi Lurah. Namun untuk menjadi Lurah ternyata tidak mudah. Selain harus tokoh yang dikenal masyarakat, juga ternyata harus mendapatkan simpati agar terpilih. Simpati ini bisa berupa pemberian barang/uang kepada calon pemilih. Maka sudah umum kiranya bagi calon Lurah akan mengeluarkan sejumlah besar dana guna mensukseskan ambisinya tadi.

Terlampau banyak pasar gelap tercipta karena adanya demand dan supply. Dari mobil berharga terjangkau/murah yang belinya sampai indent ribuan orang. Guna mendapatkan unit yang cepat/istant pembeli rela menambah harga sampai puluhan juta rupiah. Atau belum lama sebuah operator telekomunikasi menawarkan paket bundling unit handset beserta nomor dan pulsanya berharga sangat menarik. Ternyata di toko harganya bisa selisih seperempat atau setengah kali lipat lebih mahal.

Bagaimana dengan barang/jasa yang tidak resmi? Ya semacam narkoba, bisnis prostitusi, miras, judi dan sebagainya. Bisakah komoditas ini diperdagangan pada pasar terbuka? Tentunya tidak. Sehingga makin bertambah lagi di sini, jenis dari pasar gelap itu sendiri. Jadi ada pasar gelap dengan komoditas legal, namun ada juga pasar gelap dengan komoditas juga gelap/illegal.

Siapakah yang diuntungkan dengan terciptanya pasar gelap dan siapakah yang dirugikan. Bagaimana aturan dari keberadaan pasar gelap tadi, apakah ini melanggar perundangan atau tidak. Bisakah pasar gelap sama sekali ditiadakan? Sanagta sulit memastikan hal ini, dimana sepanjang adanya permintaan barang/jasa tertentu, mestinya akan muncul penawarannya.

A-1 Grand Prix - Race

Sentul International Circuit kembali mengadakan perhelatan akbar tingkat dunia menyusul GP Motor yang diadakan tahun 1997 lampau. Kali ini adalah lomba mobil single seater yang dicetuskan seorang pengusaha asal Timur Tengah yaitu A1 GP. Sesi yang diadakan di Sentul adalah Sesi kesembilan menyusul lomba sebelumnya di Afrika Selatan. Hari jumat merupakan latihan bebas. Baru sabtu-nya dilakukan kualifikasi resmi guna memperebutkan posisi pool. Lomba kali ini merupakan event istimewa dimana Indonesia mendapat kehormatan mengadakan lomba di satu-satunya sirkuit internasional yang dimiliki. Bahkan lomba yang mendapatkan penilaian terbaik kedua selama racing A-1, baik dari jumlah penonton yang mencapai 40 ribu maupun dari banyaknya media peliput dari seluruh dunia.

Tentunya hal ini juga disebabkan lomba diikuti oleh 23 negara yang diwakili pembalapnya dengan mengusung nama negara. Hal ini berbeda dengan F-1 GP yang mengusung nama perusahaan/branding dari pemilik mobilnya. Yang juga istimewa adalah tuan rumah diwakili oleh local hero- Ananda Mikola yang sudah cukup lama berkecimpung dalam lomba jet darat tersebut. Pada sesi latihan resmi tuan rumah hanya mencatatkan posisi start #17. Dari 4 kesempatan yang diberikan guna pencatatan waktu dan diambil yang terbaik, Ananda hanya menggunakan 2 sesi saja. Hasil di posisi 17 tentunya belum optimal mengingat Ananda bertarung di kandang sendiri, dengan dukungan maksimal dan pengenalan sirkuit yang lebih baik. Namun ya itulah hasilnya yang bisa dicapai.

Race hari minggu begitu meriah dimana presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono berkenan hadir. Saking antusiasnya publik maka tol jagorawi macet sekian kilometer. Antrian mobil yang ingin menuju Sentul begitu banyak dan terjadilah kemacetan total di sana. Tentu bukan SBY kalau tidak memiliki tekad kuat- dengan dikawal membonceng motor maka sampailah sang presiden tepat sebelum sesi second race. Berbeda dengan F-1 yang melakaukan 1 kali race, A-1 GP dibagi menjadi 2 race, yang pertama sebanyak 18 lap dimana posisi start adalah hasil kualifikasi sabtu. Pada urutan finish- setelah jeda sekitar 1 jam maka dilanjutkan race kedua sebanyak 36 lap, sehingga total menjadi 54 lap.

Pada race yang pertama terjadi lonjakan berarti dari pembalap tuan rumah dimana dari semula posisi 17 akhirnya berhasil finish 11. Nah pada race yang kedua tentunya pembalap tuan rumah berada di posisi start 11. Namun kurang beruntung pembalap kita kali ini, dimana terjadi insiden tabrakan di tikungan pertama dengan pembalap jepang. Akibatnya sempat tertinggal 1 lap dengan barisan depan dan terlempar di urutan 18. Pada lap pertengahanpun pembalap kita ini sempat sliding setelah mencoba overlapping disebuah tikungan. Akhirnya setelah lomba berjalan hampir 1 jam, jumlah 36 lap pun terselesaikan dan Ananda harus puas di posisi 14. Hasil yang cukup disayangkan karena bertarung di depan publik sendiri.

Lomba dijuarai pembalap Canada, diikuti Malaysia dan Australia. Agak disayangkan juga dimana pembalap Inggris yang memimpin lomba di banyak lap harus puas diurutan 9. Sang juara umum Prancis pun kurang beruntung, beberapa kali terlempar ke gravel, dengan gigih akhirnya dapet poin dan finish urutan 8.

Sentul kabarnya masih akan berhak mengadakan lomba serupa untuk 2 tahun mendatang yakni 2007 dan 2008. Lomba A-1 GP sendiri tinggal menyelesaikan sesi 2005/2006 beberapa race lagi sebelum gelaran bergengsi lainnya F-1 GP mulai debutnya bulan maret 2006 besok.

Hutang

Hutang merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari baik perorangan, perusahaan dan bahkan negara. Hampir semua orang/keluarga mengenal dan terkait dengan hutang ini. Baik hutang uang pada perusahaan tempat kerja, institusi, organisasi ataupun hutang pinjaman pembelian barang berupa peralatan rumah tangga, kendaraan maupun rumah. Dengan hutang dan cicilan akan memungkinkan kita memiliki barang yang kita butuhkan dengan pembayaran berskema angsuran maupun cicilan. Tentunya ada biaya yang harus ditanggung baik itu biaya administrasi, biaya bunga maupun biaya yang terkait lainnya.

Sebenarnya hutang merupakan peluang yang memberikan manfaat kepada kita, sejauh kita lakukan dengan benar dan sesuai kemampuan. Bayangkan kalau untuk membeli kendaraan atau rumah yang harganya mahal kita tidak boleh berhutang pada bank. Puluhan tahun bekerja belum tentu kita mampu membeli rumah, karena harganya akan naik lebih cepat dari pendapatan kita. Pihak pemberi hutangpun sejak awal sudah menggariskan aturan main yang jelas. Agar bisa disetujui, kita haruslah melengkapi semua administrasi yang diminta serta besarnya cicilan harus sesuai dengan kemampuan kita.

Bila kita berhutang dengan benar, maka sejauh tidak ada hal luar biasa, kita akan bisa melunasi hutang kita sesuai waktu yang ditentukan. Namun bila hutang kita lebih besar dari kemampuan, hal ini berakibat kita akan menanggung angsuran lebih besar dan resiko macet sangatlah besar. Bila macet, maka asset kita bakal disita dan kita masih harus menutup kekurangannya. Alih-alih kita memiliki barang yang diinginkan, asset kita justru diambil dan kita akan harus menanggung segala resiko dan biaya yang timbul kepada pemberi hutang.

Mengelola hutang haruslah disiplin. Bila tidak akan banyak godaan tawaran hutang dari berbagai penjuru. Baik hutang untuk kebutuhan konsumtif maupun hutang dalam bentuk tunai/kas. Tentunya semuanya akan dikenakan biaya bunga yang tidak kecil. Nah bila kita tergoda mengambil berbagai hutang yang ditawarkan, maka bersiaplah untuk tidak bisa tidur karena dikejar berbagai cicilan tadi. Konsep bijaknya masih seperti tadi- berhutanglah sesuai kemampuan. Jangan berhutang sesuai kebutuhan, karena kebutuhan kita bakal tidak terbatas kan.

Bagaimana dengan hutang suatu perusahaan. Biasanya sifatnya agak berbeda dengan hutang perorangan/keluarga. Hutang perusahaan akan digunakan untuk kegiatan yang produktif yang menghasilkan laba. Bahkan biaya bungapun akan dihitung dan dibebankan ke produknya. Konsepnya sama, perusahaanpun harus melihat kemampuan dalam berhutang. Bila perusahaan berhutang jauh melampaui kemampuannya, hal ini sudah merupakan indikasi penyimpangan. Biasanya akan terjadi kredit macet di sini. Namun berhati-hatilah karena aturan perundangan sudah menjangkau hal ini. Bila kredit macet, tidak cukuplah hanya memasang badan dan tinggal bilang usaha kita tidak berhasil silakan ambil yang tersisa. Perundangan memungkinkan mengejar asset pribadi dari pengusaha bila jumlah asset perusahaan tidak mencukupi. Pada akhirnya pengusahapun terancam hukuman pidana atas hutang-hutangnya. Hotel prodeo-pun sudah menunggu.

Betul, bahwa hutang ibarat dua mata pedang. Bila dikelola dengan benar kita akan mendapat manfaat. Namun bila disalahgunakan bersiaplah kita bakal terbabat habis.

Penyakit Makro

Menurut salah satu buku Pak Budiono penyakit makro ada tiga yakni inflasi, pengangguran dan ketimpangan dalam neraca pembayaran. Maka bila tiga penyakit ini masih ada, stabilitas makro bakal terganggu. Inflasi adalah kenaikan umum akan harga barang/jasa dan terjadi pada waktu yang cukup lama. Dampak dari kenaikan bbm bulan maret dan oktober 2005 kemarin mengakibatkan naiknya harga barang/jasa. Dengan naiknya harga-harga tadi maka daya beli masyarakat menurun. Daya beli yang menurun berakibat menurunnya pendapatan dari sektor industri/produksi. Produksi yang menurun bisa berakibat timbulnya pemutusan hubungan kerja, dan hal ini menambah akan menambah jumlah pengangguran.

Pengangguran yang jumlahnya sudah banyak akan semakin bertambah dengan banyaknya perusahaan yang merumahkan karyawannya. Di bekasi beberapa sektor industri seperti otomotif dan eletronik sudah ada yang merumahkan karyawannya. Mereka terpaksa melepas karyawannya karena penjualan produk otomotif/elektronik menurun sebagai dampak dari menurunnya daya beli pasar/masyarakat. Jumlah pengangguran yang semakin banyak berpotensi menciptakan kemiskinan, kerawanan, serta ketidakstabilan sosial.

Ketimpangan neraca pembayaran juga merupakan penyakit makro. Ibaratnya rumah tangga bila pendapatan sebulan kita tidak cukup untuk membayar tagihan listrik atau cicilan rumah, maka akan mempengaruhi kehidupan keluarga. Barangkali kita harus menunda spp anak kita karena harus membayar rekening listrik. Atau kita terpaksa berhutang untuk menutup cicilan rumah yang tidak boleh terlambat. Untuk skala negara tentunya lebih rumit dan pelik. Hanya masalahnya cicilan hutang negara sangatlah besar, sehingga anggaran untuk pendidikan dan kesehatan – yang merupakan kebutuhan penting masyarakat - tidaklah cukup serta jauh dari kondisi ideal. Dus, besarnya cicilan hutang negara akan berdampak pada timpangnya alokasi anggaran.

Bila seorang nakhoda kapal harus mengarahkan kapalnya tentunya kondisi kapal harus normal baik itu kipas penggerak, peralatan kabin, radio, GPS dan singkatnya tidak ada yang kurang dari kapal tersebut. Bila misalnya kipas-nya mati satu tentunya sulit bagi nakhoda menyetir kapal. Demikian dengan stabilitas makro kita, bila ada ketimpangan maka akan sulit mengendalikan arah dan tujuan negara ini mencapai masyarakat adil makmur. Bila inflasi terjadi, pengangguran banyak, neraca pembayaran timpang, ya ibaratnya semua bagian kapal terdapat kerusakan di sana sini. Betapa sulitnya mengendalikan kapal tadi, bahkan secara perlahan kapal bakal tenggelam bila kerusakannya cukup parah.

Maka jagalah semua perangkat dan bagian kapal sebaik-baiknya. Jangan biarkan dan tunggu sampai kerusakaan semakin parah, bila kita tidak ingin kapal kita karam. Segera benahi struktur harga agar inflasi tidak semakin parah. Benahi dan ciptakan lapangan kerja agar pengangguran tidak semakin bertambah. Lakukan disiplin anggaran agar alokasi anggaran adil dan merata untuk kepentingan rakyat banyak.

A1 Grand Prix

Sirkuit Sentul kembali mencatat sejarah akan digunakan sebagai ajang bergengsi formula balap mobil single seater A1. Grand prix ini adalah gagasan seorang enterpreneur dari Timur Tengah/Arab, guna melengkapi gelaran formula-1 (F1) yang biasanya diadakan periode April – Oktober setiap tahunnya. Guna mengisi kekosongan waktunya maka A1 digelar terhitung September 05 lalu. Rencananya sebelum April, dimana gelaran GP F-1 dimulai, GP A1 sudah menyelesaikan seluruh racing yang dijadwalkan. A1 sendiri memiliki keunikan dibandingkan F-1, yakni mesin dan chassisnya seragam, yakni mesin V-8, 3400 cc dengan Chassis hasil design dari Lola. Lola sendiri sudah lama berkecimpung di dalam desain kendaraan untuk balap touring, jadi jam terbang-nya relatif tinggi dan tidak diragukan kehandalannya merancang chassis mobil balap.

Keunikan A1 lainnya disamping performance mobil, mesin dan chassis-nya yang relatif sama adalah pembalap membawa nama negara. Satu negara satu kendaraan yang digawangi satu atau pembalap kedua sebagai cadangan. Negara yang berpartisipasi lengkap berasal dari lima benua. Sebagaimana GP F-1, A1 juga mengadakan lomba di berbagai negara anggotanya, seperti Prancis, Swiss, Inggris, Brazil dan besok lomba akan diadakan di Sentul, sirkuit internasional yang telah mengadakan GP Motor pada tahun 1996, berlokasi di Bogor - Indonesa.

Sirkuit Sentul sendiri pada awalnya dirancang untuk event internasional. Namun terhadang berbagai kendala seperti kondisi biaya event maupun sempat terhadang kondisi politis tahun 1998 lampau, maka sejak 1996, belum digunakan untuk gelaran akbar internasional, kecuali untuk drag race, one make race maupun lomba balap lokal serta lomba dengan sedikit pembalap dari negara tetangga.

Momen gelaran esok memiliki nilai tersendiri, karena hadirnya local hero- Ananda Mikola- yang memang tercatat sebagai peserta GP A1, dengan telah mengantongi nilai 10, dan berada di posisi 20-an, meski lebih baik dari pembalap Jepang, China maupun India. A-1 sendiri sementara dipimpin oleh Prancis dengan 119 poin, disusul Swiss, Brazil dan Inggris.

Mampukah local hero menunjukkan kebolehannya dan bisakah finish ditempat terhormat, nah kita doakan bersama. Bila gelaran kali ini- yang konon lagi-lagi terhadang masalah biaya- yang kisarannya adalah 20 milyar rupiah- bisa berhasil dan sukses, maka tahun depan diharapkan bisa kembali diadakan.

Bila berminat melihat racing bergengsi ini, silakan lihat latihan tidak resmi hari jumat ini- free of charge, maupun latihan resmi sabtu dan racing minggunya-yang kita harus membayar tiket untuk melihatnya. Hanya tiket tribune-nya cukup mahal yakni 200 ribu dan ground 50 ribu, meskipun diberikan fasilitas penjemputan bus dari berbagai titik di Jakarta menuju sirkuit Sentul- di pinggir jalan tol Jakarta – Bogor. Nice racing and success !!

OFF-ROAD

Barangkali sering kita mendengar istilah offroad maupun onroad dari teman maupun dari media informasi. Bicara offroad biasanya akan terbayang mobil-mobil jeep dengan dandanan bodi tinggi, ban profil penjinak lumpur, medan berair, berlumpur, batu-batuan, hutan belukar serta hiruk pikuk mobil yang mendaki tebing. Sedangkan onroad kita membayangkan mobil yang biasa saja dengan medan jalanan biasa dimana mudah terlihat di sekitar kita sehari-hari. Membahas offroad akan lebih seru karena melibatkan banyak hal mulai dari hobbi orang sampai berbagai tantangan yang dihadapi di medan offroad. Tidak berlebihan bila offroad merupakan kombinasi dari sekedar hobbi, ketrampilan mengemudi, rasa cinta alam, teknik otomotif dan yang tidak kalah penting adalah penyediaan waktu, dana maupun kesiapan fisik & mental.

Awal timbulnya offroad bisa jadi bukan hal yang teramat penting, namun dulu tentunya banyak pekerjaan/kegiatan di pertambangan, perkebunan, gunung, pantai, serta sungai yang membutuhkan keberadaan kendaraan guna mendukung pekerjaan tersebut. Dibutuhkan mobil dengan disain yang kuat, andal, segala medan dan ekonomis tentunya. Gambaran dari profil tadi tidak berlebihan bila muncul sosok jeep sebagai media transportasi ekstrem di medan terbuka.

Pertambangan di kalimantan misalnya, harus didukung armada jeep yang bekerja nonstop naik turun gunung membawa muatan material tambang. Konon kendaraan jeep di sana harus bekerja 24 jam sehari, 30 hari sebulan nonstop selama 3 tahun. Usai masa tersebut barulah kendaraan tersebut bisa diistirahatkan dan akan diganti kendaraan yang baru.

Perkebunan juga mirip-mirip, dimana dibutuhkan kendaraan segala medan yang sangat kuat guna melibas jalan-jalan berbatu serta naik turun perbukitan. Sehingga sebagaimana pertambangan, kendaraan yang bisa menjawab tantangan tersebut ya hanya jenis jeep.

Dari kondisi di lapangan tadi barangkali lahirlah olah raga yang beken disebut offroad. Berbagai kompetisi offroad sudah lama diadakan baik yang hanya lokalan, nasional maupun regional/internasional. Negara kita merupakan salah satu peserta offroad internasional yang terakhir turut berpartisipasi di Malaysia.

Kendaraan offroad bisa disebutkan mulai dari yang legendaries macam Land rover, land cruiser, cj, jeep, maupun yang kecil semacam taft dan jimny. Tayangan TV pun sering menayangkan acara offroad nasional yang mempertotonkan ketangkasan dan ketrampilan menaklukan medan berat, mulai dari kubangan lumpur, tanjakan terjal, turunan curam maupun medan berbatu serta hutan belantara. Seiring makin meluasnya hobbi akan olah raga yang identik dengan laki-laki ini, belakangan muncul offroader wanita. Ya meskipun baru satu dua dan belum terjun penuh ke medan kompetisi namun minat kaum hawa akan olah raga keras ini mulai menjalar. Kita bisa melihat banyak wanita muda, bahkan ibu-ibu yang mulai menyukai tunggangan jeep bergaya offroad dan digunakan untuk keseharian atau mengisi waktu luang. Lebih macho, jantan dan lebih aman, begitu kaum hawa berkomentar setelah menggeluti mobil offroadnya.

Tidak ketinggalan anak-anak atau remaja yang berusia belasan tahun-pun ikut-ikutan tertarik dan mencoba olah raga offroad ini. Umumnya mereka terbawa hobbi dari orang tuanya, sering menonton dan akhirnya ikut mencoba olah raga yang membutuhkan teknis mengemudi handal ini. Offroad, merupakan sebuah olah raga modern yang makin digemari berbagai kalangan.

COROLLA

Pernahkan kita mencoba menghitung sudah berapa kata yang kita ketik mulai dari kita bisa menulis sampai dengan hari ini, kita lulus kuliah atau sudah bekerja. Rasanya jarang yang “kurang kerjaan” menghitung-hitung ketikan kita, karena itu hanyalah keisengan dan kurang ada manfaatnya bagi kita. Namun saya mencoba iseng menghitung berapa kata yang telah kita ketik/tulis selama 17 tahun kita sekolah sampai lulus sarjana. Dengan asumsi perhari kita mengetik/menulis 2000 kata, ini setara dengan 4 lembar kertas A4 yang penuh dengan ketikan, maka kita hanya menulis kurang dari 8 juta kata (bila ada yang perlu darimana asal 8 juta tadi silakan nanti Tanya/hitung sendiri).

Kita tidak hendak membahas mengenai seberapa banyak kita menulis kata, namun kita coba melihat jumlah produksi kendaraan yang dibuat Jepang. Salah satu produsen terbesarnya adalah Toyota yang tahun 2005 konon berhasil menjadi runner up untuk lingkup global. Toyota membuat mobil terbanyak kedua di dunia dibelakang General Motor dan di depan Ford dan Crysler. Sekitar 8 juta unit berhasil dibuat pabrikan terbesar Jepang tadi setiap tahunnya.

Salah satu favorit Toyota adalah Corolla. Sedan kompak, andal dan berharga terjangkau tadi merupakan salah satu unggulan dari pabrikan berlambang tiga elips tersebut. Bahkan jumlahnya sangat mengesankan dimana setiap enam mobil yang dibuat Toyota salah satunya adalah Corolla. Sampai dengan hari ini, lebih dari dua puluh lima juta Corolla tersebar dan terjual di penjuru dunia. Bila di Indonesia Kijang merupakan mobil sejuta umat, atau jumlah populasinya sekarang barangkali sudah mendekati 2 juta unit, maka apa julukan yang tepat buat Corolla ?

Bila anda salah satu pemilik Corolla berarti anda memegang salah satu mobil paling popular dan legendaris di muka bumi. Kira-kira ada 200 ribu unit Corolla tersebar di bumi nusantara ini, memang tidaklah terlampau banyak dibandingkan jumlah globalnya, karena daya serap kita akan mobil memang masih tergolong rendah. Jumlah segitu kira-kira setara dengan penjualan Corolla di Amerika selama satu tahun.

Well, kira-kira kenapa Corolla menjadi mascot Toyota dan begitu digemari oleh berbagai pengendara di semua negara. Sejak awalnya Corolla memang didesain menjadi mobil rakyat yang kompak, mudah perawatan, harga terjangkau dan model yang keren. Jadilah semuanya beramai-ramai mengendarai Corolla dan terbukti memang bagus dan bahkan depresiasi harganya paling stabil. Cobalah amati dan tengok di sekitar, dan masih banyak kita temukan Corolla tahun 1970-an, tahun 1980-an dan apalagi tahun yang lebih muda.

Sampai hari ini Corolla masih terus diproduksi dan belum ada tanda-tanda menghentikan model ini, hal ini berarti jumlah akumulasinya akan terus bertambah menuju 30 juta unit. Entah sampai kapan model ini akan dibuat tentunya berpulang kepada pabrik induknya dan juga penerimaan dari pasar. Namun akan berlanjut atau tidak, hari ini kembali kita menambah catatan salah satu legenda otomotif dunia adalah Corolla.

STEALTH - Lanjutan

Tidak salah Ben dipilih sebagai pilot terbaik. Manuver yang maha sulit dari semula vertical dan setelah meluncurkan rudal pada ketinggin tertentu- 5000 kaki atau tidak sampai 2000 meter dengan kecepatan super sonic, dapat dibayangkan dibutuhkan naluri pilot tempur yang hebat. Akhirnya dengan skill-nya Ben berhasil mengendalikan Stealth-nya ke posisi mendatar lurus diatas jalan raya dan dengan kecepatan super segera terbang tinggi dan hampir menyentuh puncak sebuah gedung. Rudalpun tertanam sempurna tegak lurus dan menghujam basement gedung dimana teroris bermarkas, dan dalam hitungan detik, dhuarrr runtuhlah gedung tersebut ke bawah, hancur beserta teroris namun aman bagi penghuni kota di sekitar gedung. Lagi-lagi sukses 100% over 100%.

Misi berikutnya adalah Kazakstan, sebuah negara dekat Rusia sana. Maka meluncurlah 3 Stealth ditambah 1 UCAV, Stealth berawak komputer. Dengan kecepatan super tidak perlu waktu lama. Pada jarak jangkau serangan baru diketahui bahwa markas musuh dilengkapi senjata nuklir dan celakanya tidak jauh adalah perkampungan masyarakat sipil. Maka tim Stealth pun meminta membatalkan serangan karena membahayakan rakyat tidak berdosa. Ketika 3 Stealth berawak sepakat dan ingin membatalkan serangan, rupanya tidak demikian dengan UCAV, Stealth berawak komputer yang diprogram selalu menghancurkan target. Singkat kata serangan tetap dilakukan karena pihak musuh sudah melihat kehadiran mereka, namun dengan membatasi penembakan rudal. Dan sebagaimana dikhawatirkan, debu radioaktif pun menyebar ke pemukiman rakyat sipil, meskipun markas musuh berhasil dihancurkan.

Usai serangan tersebut, diluar dugaan sang UCAV melanjutkan serangan menuju suatu area misteri yang dirahasiakan. Ben sang pemimpin tim mencoba mencegah namun pesawat berkom-puter yang diprogram harus menyelesaikan misi tidak mendengarkan dan terus terbang menuju sasaran. Terjadilah duel maut satu pesawat berawak komputer dengan dua pesawat anggota dari Ben. Satu pesawat menabrak gunung, satunya terciprat runtuhan dan akhirnya meledak, pilotnya jatuh di Korea Utara, sementara sang UCAV lolos dan sekarang mencoba ngisi bahan bakar di udara, akses ditolak dan selang ditembak, berhasil ngisi avtur namun usai ngisi avturpun beterbangan ke angkasa. Giliran Ben melakukan pengisian, sang UCAV malah menyerang, terjadilah kerusakan pada pesawat Ben.

Cukup seru kelanjutan dari manuver pesawat canggih anti radar Amerika ini, dimana Ben berkejaran dengan UCAV dan perlahan bisa mengendalikan, meski kondisi pesawatnya sudah rusak perlu mendarat darurat di pegunungan Canada. Bayangkan tingkah polah pesawat yang mula-mula dari perairan di Asia, berputaran di atas benua Asia dan akhirnya mendarat darurat di Canada. Digambarkan bagaimana misi rahasia dari angkatan udara Amerika ini dan akhirnya keempat pesawat harus hancur, seorang pilot meninggal, dan dua selamat setelah hidup mati di Canada dan Korea Utara. Sang Komandan pun akhirnya bunuh diri atas kegagalan dari misi Stealth.
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog