Responsive Banner design

Pemilu Oh Pemilu


Kembali kita melakukan pesta demokrasi dengan pemilihan langsung, umum, bebas dan rahasia 9 April kemarin. Pemilihan ini untuk memlih wakil rakyat yang akan duduk di dewan baik pusat maupun daerah. Fenomena pemilihan ini nampak semakin dinamis manakala beberapa pengamat melihat kecenderungan jumlah yang tidak memilih, biasanya disebut golongan putih- golput meningkat dari pemilu sebelumnya. Hari pencontrengan itu sendiri sudah berlangsung tenang meski tentu ada letupan kecil disana sini. Sebelum hari H, sempat diperbincangkan banyak wacana mulai dari daftar pemilih yang kurang akurat- banyak yang tidak terdaftar- atau anak kecil dan orang meninggal malah terdaftar dan sebagainya. Di salah satu media elektronik ada perbincangan untuk menunda pemilu karena salah satunya adalah faktor daftar pemilih yang menimbulkan polemic berkepanjanagan tadi. Yang juga heboh adalah kampanye dari calon legislatif yang memenuhi berbagai ruang public seperti jalan, gedung, pasar dan semua sudut yang ada. Tentu komisi pemilihan umum- KPU merupakan salah satu institusi paling sibuk dalam persiapan jelang pemilu ini.

Usai pencontreangan nuansa kembali heboh dengan hasil perolehan suara dari partai atau calon legislatif-nya. Bukan rahasia lagi kalau untuk bisa dicalonkan seseorang-entah anggota partai atau partisan mesti memiliki modal yang cukup.Ibarat nonton bioskop ya bayar dan beli tiket dulu baru boleh duduk dan melihat film-nya. Kalau anda ingin dicalonkan sebagai legislative anda harus melakukan tawar menawar dengan partai, apa yang anda bawa dan kontribusikan. Anggota partai itu sendiri-pun tentunya tidak serta merta dicalonkan kecuali memang ketua umumnya atau tokoh pendiri dari partai tersebut. Saking banyaknya partai ini banyak kejadian konyol pemilih yuang bingung entah dengan partai mana atau calon mana mesti dicontreng. Ada yang karena tidak tahu ya dicontreng yang paling atas, tengah atau bawah. Atau mencontreng calon yang paling cantik atau paling ganteng. Tidak sedikit yang mencontreng orang yang hanya dikenal entah itu artis atau caleg yang sering muncul di media.

Munculnya ribuan banner dan spanduk sebelum pemilu juga dibarengi berbagai promo dan iklan dari partai konstentan pemilu. Lagi-lagi bukan rahasia bahwa partai tersebut membelanjakan milyaran rupiah untuk bisa tampil dan show off di media entah cetak maupun elektronik. Bila diakumulasi seluruh belanja iklan dari partai tersebut bisa jadi mencapai triliunan rupiah. Sementara dari KPU sendiri jauh hari tentunya mesti menyiapkan prasarana pemilu seperti kertas pemilu, kotak, logistic, tinta, jaringan data, sumber daya manusia dan seterusnya. Saking hebohnya pesta dan gawean pemilu seolah pesta itu merupakan tujuan dari adanya suatu pemilu itu sendiri. Meski semuanya sepakat pemilu hanyalah proses demokrasi untuk memilih wakil rakyat. Kalau dari mindset agama konon seorang bijak yang ingin menjadi wakil rakyat justru akan merasa berat mengemban amanah dan tanggung jawab besar. Entah bagi calon legislative :amanah: itu begitu menarik seolah berhasil duduk di senayan atau kantor dewan merupakan prestige tersendiri. Atau bagi sebagian mereka menjadi anggota dewan identik dengan berbagai fasilitas yang wah dan terhormat. Nampak bagi para calon itu yang terlihat hanyalah hak, hak dan berbagai kesenangan nantinya bila terpilih. Hampir tidak terlihat bahwa menjadi wakil rakyat merupakan beban dan tanggung jawab luar biasa berat. Bayangkan Negara dengan 250 juta penduduk yang masih relative -maaf- miskin ! dengan pendapatan perkapita hanya $1000. Tentunya bagi yang arif jabatan ini sungguh berat. Apa daya semuanya berebut demi kilau berbagai hak dan fasilitas wah tadi yang rupanya menutupi sisi kewajiban dan tanggung jawabnya.

Pemilu sudah dilakukan dan hasilnya mulai dihitung. Kembali negeri ini menjadi semacam ajang prediksi dan analisis berbagai pihak. Ada penghitungan cepat yang sudah diungkapkan dan keluar besaran angka perolehan tiap partai. Meski diberitakan jumlah daftar pemilih adalah 170-an juta sementara sampai hari ini baru sekitar 13 juta suara yang masuk dan dihitung. Terlepas dari berapa jumlah golput namun semua suara mesti dihitung. Komisi pemilu menghadapi tugas berat menghitung jutaan kertas suara dari seluruh negeri. Nampaknya penghitungan juga jauh dari selesai meskipun target waktunya konon sudah terlewati.

Gambaran berikutnya adalah mulai muncul banyak orang stress dari calon legislative yang perolehan suaranya sedikit. Sungguh hasil sangat jauh dari ekspetasi semula. Mereka bermimpi dengan modal sekian, belanja iklan sekian, nampang di banner sekian, dan berbagai maneuver, tebar pesona akan bisa membawanya ke kursi empuk anggota dewan. Apa daya rakyat pemilih jauh berbeda dengan Harapan dan persepsi caleg tersebut. Pemilih yang notabene masyarakat dengan mayoritas pendidikan rendah kebanyakan lebih bingung begitu membuka kertas suara yang besar lebar dan gambarnya banyak sekali. Dari gambaran awal perolehan suara nampak partai lama- status quo yang umumnya dipilih. Memang ada juga partai debutan mendapat perolehan diatas electoral threshold yang 2.5% namun mesti diimbangi dengan belanja iklan luar biasa besar. Tidak kurang dari Rumah sakit jiwa konon mengantisipasi dampak hasil pemilu bagi caleg. Mereka menyiapkan kamar dan perawat ekstra bila pasien jiwa bakal melonjak terutama dari caleg yang perolehan suaranya sedikit atau nol besar. Ada juga petugas penghitung suara kedapatan meninggal dunia karena dua hari tidak tidur dikejar target. Ibarat bermain sebuah game, kita tidak tahu dan tidak mampu untuk menyelasikan permainan yang terlanjur dimulai. Memang mesti diselesaikan namun rupanya permainan ini terlampau besar dan luas sehingga diluar kemampuan sumber daya yang ada.

Sementara dari pelaku politik sendiri yang entah sadar atau tidak bahwa penghitungan masih sangat kecil- berpijak hasil quick count yang tracknya beberapa kali mendekati akurat- nmulai saling bermanuver. Partai kecil tentunya bargaining juga kecil, yang besar akan seiring dan menjadi tumpuan partai lainnya. Karena hasil suara akan menentukan berapa kursi yang akan diperoleh. Meskipun kita Negara penganut asas parlementer periode kemarin kita juga memilih langsung presiden dan wakilnya. Nah dalam rangka pemilihan capres dan wakil mulai terjadi berbagai maneuver, nego, rencana koalisi, adu strategi dan seterusnya. Itu sudah merupakan kehalian dan makanana empuk politisi itu. Wajah-wajah mereka terus ad adi sana sejak negeri ini merdeka sampai hari ini. Rakyat banyak mungkin sudah jenuh dengan banyolan ala srimulat. Inilah puncak dan antiklimaks hiruk pikuk pesta demokrasi yang sedang terjadi. Meski kembali harus diingatkan bahwa terpilihnya wakil maupun eksekutif bukanlah tujuan akhir namun justru awal dari sebuah pekerjaan maha berat bagi bangsa ini. Mesti diingatkan kepada mereka yang yakin mampu menjadi anggota dewan bahwa tugas mereka bakal lebih berat ke depan. Manakala kelak mereka setelah terpilih hanya menjalani rutinitas belaka, datang, duduk, diam dan duit maka kembali rakyat dari negeri ini menjadi korban. Demikian juga presiden dan wakilnya- entah siapapun yang terpilih hanya sekedar rutinitas belaka- maka negeri ini bakal akan tetap terpuruk dan jauh dari kemakmuran bagi rakyatnya. Apalagi ibarat investasi- mereka sudah keluar modal berapa dan harus mengembalikan beserta bunga, untung, bonus dan seterusnya maka kembali kiprah kepemerintahan berjalan seperti puluhan tahun sebeklumnya. Atau mereka harus mengamankan posisinya demi kelanggengan. Kembali rakyat hanyalah obyek belaka yang dipakai dan disanjung saat butuh dan dihisap serta ditelantarkan saat tidak dibutuhkan.

F1 Race Shanghai 2009


Karena suatu hal sehingga tidak sempat melihat sesi kualifikasi dan race-nya itu sendiri. Hanya sempat melihat beberapa lap terakhir. Race di bawah guyuran hujan deras itupun berlangsung seperti tidak seharusnya. Kemabli tim papan atas terutama Ferari masih urung untuk mendapatkan sebuah poin-pun. Sungguh race yang masih sulit diprediksi. Salah satu petinggi dari tim renault berkomentar bahwa kredibilitas F1 dikhawatirkan turun. Hal ini mengingat top papan atas sebelumnya yakni Ferari, McLaren dan BMW harus bersusah payah untuk sekedar berada di papan tengah. Sementara tim yang sangat “BIASA” semacam Red Bull dan Brawn GP berhasil menjuarai lomba dan menghumpulkan poin. Bahkan Ferari harus puas menjadi hamper juru kunci dengan poin 0. Kimi yang biasanya rasional dan jarang mencari pembenaran-pun kali ini harus berandai-andai bila hujan tidak turun hasilnya bagi Ferari akan lebih baik ketimbang finish ke sepuluh dengan satu setengah menit di belakang Vettel- sang juara. Race kali ini juga memaksa Masa harus keluar sirkuit pada lap 20 karena masalah kelistrikan.

Banyak pembalap yang mengeluhkan terjadinya aquaplaning terutama di tikungan terakhir ke kiri dengan karakter tajam. Karena aquaplaning maka ban menjadi ngambang dan sulit untuk akselerasi maupun braking. Ferari menyadari bahwa bisa saja tahun ini mereka berada pada papan bawah meski masih berharap pada race Spanyol tiga minggu mendatang dan ke depan bisa melakukan perbaikan dan pemyempurnaan. Race Bahrain minggu depan nampak akan dijalani apa adanya tanpa target dan harapan tinggi, sungguh sangat ironis race musim ini bagi tim unggulan berlogo kuda jingkrak yang didukung budget luar biasa besar itu.

Pihak Ferari menjelaskan bahwa musim ini bisa jadi sangat sulit bagi mereka karena pengembangan mobil tidaklah cukup dilakukan saat race berlangsung ketat. Mereka menyadari bahwa mungkin ada kekurangan dan kesalahan pada pengembangan mobil mereka dan mengakui bahwa tim lain termasuk papan bawah melakukan pengembangan dengan hasil lebih bagus. Diakui bahwa fenomena diffuser bukanlah masalah utama kalau tidak disebut hanya sebagian problem yang menghadang. Terdapat banyak masalah serius ketimbang sekedar paket diffuser yang masih menjadi debat banding komite F1. Andaikan Ferari mengaplikasikan diffuser meski sedikit membantu namun mereka tidak yakin akan bisa sangat kompetitif. Fenomena diffuser memang bukanlah segalanya karena tim William yang turut mengaplikasikan juga tidaklah sekencang Brawn GP dan Toyota. Apakah masalah yang dihadapi sudah segawat itu, masih membutuhkan kajian dan pembuktian hasil race berikutnya. Selalu ada optimisme baik dari pembalap dan tim meskipun posisi mereka terpuruk di bawah. Itulah yang menjadikan mereka memang layak menjadi juara, karena spirit akan selalu menggebu.

Sementara McLaren, lawan tangguh Ferari nampak tidak separah seteru-nya itu manakala duo pembalapnya masih bisa mendulang poin dan mengumpulkannya sehingga tidak sampai terlempar jauh ke belakang, meskipun hasil ini tentu saja belum mencerminkan kekuatan McLaren sesuangguhnya.

Vettel yang disebut-sebut bakal menggantikan legenda hidup Schummy, kali ini berhasil menjuarai lomba dengan catatan waktu 1 jam 57 menit 43 detik dengan total 56 lap. Rekan tim-nya Webber dari Australia yang sempat disebut gaya membalapnya mirip Schummy melengkapi kehebatan Red Bull bermesin Renault. Debutan Sebastian Buemi dari STR Ferari menutup poin dengan finish ke 8 dan lagi-lagi mendapatkan poin pada race ketiga musim ini.

Button dan Rubens masih menunjukkan konsistensinya dengan finish 3 dan 4 serta mengakui bahwa Red Bull sungguh kencang di trek basah Shanghai. Duet McLaren Kovalainen dan Lewis berhasil mendapat finish 5 dan 6 serta mendulang poin lumayan kali ini. Timo Glock dari Toyota pantas menjadi salah satu bintang race Shanghai manakala berangkat dari grid #19 namun bnerhasil finish ke 7 atau merengsek 12 grid.

Pos No Driver Team

1 15 Sebastian Vettel RBR-Renault

2 14 Mark Webber RBR-Renault

3 22 Jenson Button Brawn-Mercedes

4 23 Rubens Barrichello Brawn-Mercedes

5 2 Heikki Kovalainen McLaren-Mercedes

6 1 Lewis Hamilton McLaren-Mercedes

7 10 Timo Glock Toyota

8 12 Sebastien Buemi STR-Ferrari

F-1 2009 Sepang


Sungguh lomba yang cukup langka dimana hujan begitu deras mengguyur dan membanjiri trek. Serunya race sebenarnya sudah terlihat sejak babak kualifikasi. Pada Q-1 dan Q-2 bnyak pembalap papan atas berguguran dan catatan tercepat ditorehkan tim papan tengah- bawah seperti Brawn GP, Williams maupun Toyota yang mengaplikasikan difusser. Memang hasil Q-1 misalnya sangatlah tipis dimana jarak pembalap yang menduduki tercepat dengan posisi 15 hanya sekitar 1 detik saja, sehingga selisih antar pembalap rata2 hanya kurang dari 0,1 detik! Namun sedemikian hebatkah paket difusser yang perannya menguatkan down force itu. Bahkan perangkat ini masih menjadi pro kontra dan sempat dianggap tidak memenuhi ketentuan atau illegal. Sebaliknya tim yang belum mengaplikasikan konon menjajagi untuk turut memasang paket ini.

Race 2009 sekaligus sebagai gambaran bahwa pada dasarnya skill dan performance pembalap tidaklah berbeda jauh atau hampir sama rata. Sehingga perbedaan sekecil apapun dari mobil begitu berpengaruh pada hasil akhirnya. Pada race Australia sebelumnya terjadi crash Kubika dan Vettel yang menyebabkan ujung front wing mobil Kubika somplak, dan ini sudah cukup membuatnya hilang keseimbangan, sliding dan akhirnya menabrak dinding pembatas. Ata terlihat pada strategi pengisian bahan baker dimana selisih beberapa liter langsung mempengaruhi speed dari mobil.

Hal ini tidaklah aneh mengingat bobot mobil F-1 hanya berkisar 600 sampai 700 kg saja dan sudah termasuk pembalapnya. Bobot ini termasuk sangat sangat ringan melihat tenaga mesin bisa sampai 800 HP sehingga paket aerodinamika sangatlah dominant.

Kembali pada race Sepang kali ini yang diguyur hujan lebat panitia lomba akhirnya mengibarkan bendera merah tanda lomba dihentikan pada lap 32 dari total 56 lap yang harus diselesaikan. Akhirnya setelah 50 menit hujan tidak kunjung reda dan justru semakin deras dan permukaan jalan penuh air dimana sebelumnya banyak pembalap tergelincir ke gravel termasuk jagoan basah- Lewis dari McLaren- panitia mengibarkan bendera hitam sebagai tanda lomba dihentikan. Penghentian lomba ini sendiri adalah kejadian kedua setelah race Brasil 2003 yang juga mengalami gangguan cuaca buruk.

Sebagaimana aturan lomba bila akumulasi lap kurang dari ¾ maka perolehan poin akan dipotong setengahnya. Panitia menetapkan posisi di lap 31 sebagai hasil akhir lomba dimana urutan saat itu adalah Button – Heidfeld – Glock – Trulli – Rubens – Weber – Lewis dan Rosberg. Pada lap awal terlihat Rosberg ini sempat memimpin lomba namun perlahan Button dari Brawn akhirnya berhasil menjadi yang terdepan. Pemotongan poin pembalap menjadi hanya setengahnya ini juga merupakan kejadian kedua setelah grand prix Australia 1991. Hal ini menyebabkan standing poin pembalap menjadi ada yang pecahan.

01 Jenson Button 15
02 Rubens Barrichello 10
03 Jarno Trulli 8.5
04 Timo Glock 8
05 Nick Heidfeld 4
06 Fernando Alonso 4
07 Nico Rosberg 3.5
08 Sebastien Buemi 2
09 Mark Webber 1.5
10 Lewis Hamilton 1


Ada kejadian sedikit konyol terjadi manakala hujan belum turun Kimi sudah diganti ban basah di pit stop, sementara tim lain masih menggunakan ban kering. Kontan kejadian ini menyebabkan Kimi jadi bulan bulanan pembalap lain karena menggunakan ban basah pada trek yang masih kering dan menyebabkan dia kehilangan cukup banyak waktu. Meski akhirnya hujan memang turun namun Kimi urung mendapat poin dan hanya finish diurutan 14.

Dari hasil lomba terlihat peta kekuatan masih belum menggambarkan kelas sebenarnya dan menunjukan dominasi Brawn, Toyota dan Williams yang kebetulan ketiga tim mengaplikasikan paket difusser. Yang jelas-jelas merupakan kejutan adalah kembali duet time lit Ferari dan Mercedes kali ini masih belum menunjukan kelasnya baik pada Qulaifikasi maupun Race.

Apakah kekuatan itu sudah menunjukan gambaran yang sesungguhnya tentunya masih harus dibuktikan pada race China esok atau pembuktian sisa 15 race pada musim 2009 ini.

PT Bakrie Telecom Luncurkan Program SENS-ESIA Di Semarang

Semarang, 12 April 2009 – Ketatnya persaingan dan tumbuhnya daya kritis masyarakat mendorong ESIA untuk terus mengeluarkan program-program loyalitas pelanggannya. Setelah melakukan gebrakan tariff sebesar 70% dan meluncurkan Starter Pack (SP) Termurah seharga hanya Rp. 5 ribu untuk Jateng & DIY, kembali PT Bakrie Telecom Tbk, dengan produknya Esia, Wifone, dan Wimode meluncurkan program inovatif. Program tersebut dinamakan SENSESIA – Plasa Simpang Lima yang digelar selama enam bulan penuh dari 12 April ~ 11 Oktober 2009.

Program SENSESIA dibuka langsung oleh GM Komersial Regional III Jateng & DIY PT Bakrie Telecom, Tbk., Oging Satrio Kusumo di Atrium Plaza, Simpang Lima Semarang. Program ini berlaku untuk setiap transaksi yang dilakukan di Plasa Simpang Lima dan Gerai Esia di kota Semarang dimana setiap pembelian produk Esia akan mendapatkan kupon berhadiah. "Masyarakat makin kritis. Operator telekomunikasi dituntut untuk makin meningkatkan kualitas layanannya. Termasuk memberikan keuntungan lebih agar mereka tetap setia menjadi pelanggan. Melalui Sensesia, kami mencoba memberikan keuntungan lebih tersebut pada masyarakat Semarang", ujar Oging pada peluncuran program Senesia tersebut.

Konsumen yang melakukan pembelian Voucher Rp. 10 ribu dan Rp. 25 ribu akan mendapatkan 1 buah kupon. Bagi mereka yang melakukan pembelian SP Esia, Voucher Rp. 50 ribu dan Rp. 100 ribu akan mendapatkan 2 buah kupon. Sementara 10 buah kupon akan diberikan bagi pembeli handset bundling Esia, Wifone, Wimode maupun pelanggan baru paska bayar Esia & Wifone. Yang menarik adalah bagi pelanggan lama paska bayar Esia & Wifone yang membayar tagihan bulan terakhir minimum Rp. 50 ribu juga akan mendapat 5 buah kupon namun satu nomor pelanggan paska bayar hanya berhak menukarkan 1 kali selama periode program berlangsung.

Hadiah menarik akan diberikan kepada pemenang undian yang akan dilakukan 2 kali dalam 6 bulan yakni periode April ~ Juni 2009 akan diundi awal Juli 2009, sementara periode Juli ~ September 2009 diundi awal Oktober 2009. Bagi konsumen ESIA pemegang kupon tersebut akan mendapat peluang memenangkan hadiah utama 1 mobil Toyota Yaris (Off-TR), 8 unit motor Honda Revo, 12 unit TV Flatron 22 Inchi serta hadiah harian berupa ratusan Hape Esia.

Oging menambahkan program SENSESIA akan dibuka dengan parade Sensesia berkeliling kota Semarang, mobil cheerleader, motor-motor, mobil lawas maupun parade lainnya. Program ini digelar sebagai bentuk penghargaan yang tinggi terhadap konsumen Esia di kota Semarang yang telah menunjukkan pertumbuhan secara signifikan. Kota Semarang sebagai ibukota propinsi dan salah satu kota terbesar tentunya membutuhkan sarana telekomunikasi yang handal namun dengan tarif yang terjangkau. Esia yang telah beroperasi di Jateng & DIY sejak tahun 2007 mencoba menjawab tantangan ini dengan tawaran produk telekomunikasi yang bermutu, handal dan memihak kepada daya beli masyarakat.

Esia selalu konsisten dengan berbagai produk inovatif dan tarif yang sangat ekonomis. Sebagai salah satu penyedia telepon berbasis CDMA Esia bertekad untuk terus meningkatkan perhatian dan pelayanannya kepada pelanggan. Bahkan di saat krisis ekonomi saat ini dimana beban masyarakat semakin berat Esia menunjukkan perhatian konkrit kepada masyarakat berupa tariff yang semakin terjangkau dan menawarkan program hadiah bagi pelanggannya.

Esia Turunkan Tarif Telepon Hingga 70 %

Esia Turunkan Tarif Telepon Hingga 70 % Di Jawa Tengah & DIY,
Tarif Termurah Ke Semua Operator Nasional dan Internasional
Telepon Flat Interlokal dan Internasional ke Semua Operator Cuma Rp 800 per menit

Yogyakarta, 7 April 2009 - Gebrakan tariff kembali dipelopori Esia, produk telepon tanpa kabel dari PT Bakrie Telecom Tbk yang menurunkan tariff teleponnya hingga 70% di wilayah Jawa Tengah & DIY. Dengan tariff baru ini Esia merupakan tariff termurah saat ini untuk semua panggilan ke seluruh operator di semua waktu.

Penurunan tariff ini dilakukan sebagai upaya Esia untuk memperkuat posisinya sebagi produk yang inovatif dalam memberikan tariff telepon yang benar-benar murah dan mudah dipahami masyarakat. Langkah ini sekaligus juga menjadi kontribusi Esia untuk meringankan beban pengeluaran masyarakat di tengah beban ekonomi akibat krisis keuangan global.

Dengan tema “Esia Termurah Ke Semua Nomor, Gak Ada Lawan”, Esia menetapkan hanya ada 4 angka yang perlu diingat oleh pengguna Esia: Rp 40,- ke Sesama Esia, Rp 80,- ke Telpon Rumah dan CDMA dengan kode area lokal, Rp 480,- ke GSM Lokal dan Rp 800,- untuk telpon ke luar kota dan luar negeri, ke semua operator se Indonesia dan sejagat raya.

Pelanggan Esia misalnya yang tinggal di Yogyakarta ingin menghubungi saudaranya yang punya telepon GSM di seluruh nusantara, tarifnya cuma Rp 800,- (diluar ppn) baik siang maupun malam. Padahal tadinya biayanya bisa mencapai Rp 2.727,- per menit. Berarti ada penghematan sebesar 70%.

Sementara telepon ke China misalnya, salah satu negara yang banyak ditelepon oleh pelanggan telepon di Indonesia, biaya yang biasanya dikeluarkan bisa mencapai Rp 1.500,- per menit dengan menggunakan kode akses 01010 maka sekarang cukup Rp 800 per menit (diluar ppn) berlaku 24 jam tanpa mengenal waktu sibuk atau waktu-waktu tertentu. Hematnya mencapai 46%.

Penurunan tariff sebesar 68% terjadi ketika pelanggan Esia melakukan panggilan telepon lokal ke telepon rumah (PSTN) atau operator FWA lainnya. Tarif lama seharga Rp 275 per menit dipangkas menjadi Rp 80,- per menit (diluar ppn).

Penurunan signifikan juga diterapkan pada tariff telepon ke operator telepon GSM local yang rata-rata Rp 800,- per menit dipotong menjadi hampir setengahnya atau menjadi Rp 480,- per menit (diluar ppn).

Khusus untuk percakapan telepon ke sesama pelanggan Esia, tarifnya turun 20% dari sebelumnya Rp 50 per menit menjadi Rp 40 per menit (di luar ppn).

Sedangkan kartu Perdana, harga semula yang Rp 15 ribu kemudian diturunkan hanya Rp 5 ribu saja. Harga yang super murah dan tiada bandingnya ini diciptakan Esia khusus untuk masyarakat di wilayah Jawa Tengah dan DIY yang meliputi kota besar seperti Yogyakarta, Semarang, Solo, Purwokerto, Tegal maupun kota-kota kecil di sekitarnya.

Sementara tariff sms Esia tetap yaitu Rp 1 per karakter karena dipandang bukan saja sudah murah tapi mengandung unsur pendidikan dimana masyarakat membayar sesuai penggunaan.

“Hanya ada dua kata saja untuk menggambarkan gebrakan Esia: Murah dan Sederhana. Udah nggak jamannya lagi pake telepon di luar Esia”, tegas Ridzki Kramadibrata, Executive Vice President (EVP) Marketing PT Bakrie Telecom Tbk ketika menjelaskan penurunan tariff Esia dihadapan media di Yogyakarta kemarin.

Murah karena tariff Esia benar-benar termurah dibandingkan operator lain. Sedangkan sederhana karena tarif ini berlaku tanpa syarat, bukan tarif promosi dan tidak membingungkan bagi masyarakat. Kapan pun telepon dilakukan tariffnya akan sama. ”Ayo coba, nilai dan bandingkan sendiri tarif Esia dan tarif operator lainnya. Esia siap kok untuk diadu murahnya”, ajak Ridzki.

Melalui tarif murah ini, Esia ingin mengajak masyarakat untuk semakin kritis mensikapi berbagai tawaran tarif murah yang diberikan operator telekomunikasi. Memang tampaknya tarif yang bahkan cenderung gratis dari berbagai operator sangatlah menguntungkan masyarakat. Namun sebenarnya yang terjadi adalah kompetisi semu, dimana biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk menggunakan berbagai layanan tersebut tidaklah berubah.

”Kami tidak menginginkan hal tersebut. Dari awal tarif Esia murah dan sederhana. Di tahun 2005 Tarif Esia Rp 50 per menit dan Rp 1000 per jam. Berlaku kapan pun dan dimana pun. Tarif murah ini diikuti oleh operator lain dan turut mendorong penurunan tarif telepon yang ada saat ini. Sekarang gebrakan kami berlanjut dengan tarif yang semakin murah”, katanya

Disamping soal transparansi, Ridzki pun menyinggung manfaat ekonomi dari gebrakan tarif Esia. Tarif ini diungkapkannya akan meringankan beban masyarakat. Masyarakat dapat memanfaatkan dana dari aktivitas telekomunikasi guna kebutuhan hidup yang lain. Masyarakat juga bisa menggunakan telepon untuk kepentingan usaha guna peningkatan kualitas hidup.

”Telekomunikasi sudah menjadi kebutuhan utama masyarakat. Dari pengalaman krisis lalu, penggunaan telepon masyarakat justru meningkat karena secara biaya lebih menguntungkan menggunakan telepon daripada harus mengeluarkan biaya transportasi. Telepon juga digunakan untuk mencari peluang usaha. Kami harapkan tarif Esia yang semakin murah ini akan menguntungkan masyarakat dalam meningkatkan mutu kehidupannya, secara sosial maupun ekonomi”, kata Ridzki.

Disamping itu, lanjut Ridzki, berbagai langkah yang berupaya meningkatkan kualitas layanan akan semakin memperkokoh posisi Esia bahwa menjadi pelanggan Esia selalu untung. Untung karena daerah layanannya semakin luas. Untung karena bonusnya semakin banyak dan bervariatif. Untung karena tarifnya kompetitif, sederhana dan tidak membingungkan pelanggan. Serta untung karena jaringannya juga semakin bagus.

Kansai Airport


Tayangan dari National Geographic mengenai kansai international airport memberikan gambaran hal yang nampak tdak mungkin bagi manusia menjadi mungkin. Entah apa pertimbangan awalnya bandara internasional ini dibangun di tengah laut. Dibutuhkan mungkin jutaan meter kubik tanah untuk menguruk. Jepang yang terkenal dengan banyaknya gempa bumi mesti mendesain secara khusus bandara di tengah laut ini. Tentu saja dibutuhkan triliunan yen untuk membangun bandara internasional yang diakui salah satu yang paling canggih.

Pada tayangan National Geographic digambarkan desain jendela bandara yang unik, tangga menuju boarding yang bertingkat, alur bagasi paling canggih dengan tingkat kesalahan sangat rendah. Yang jelas semua system dipantau dan diatur oleh computer sehingga jelas efisien dan efektifitasnya.

Entah pemikiran apa yang mendasari pembangunan bandara unik, langka dan Indah yang menyedot dana luar biasa besar ketimbang membangunnya secara konvensional di atas daratan. Pihak terkait hanya menjelaskan bahwa mereka bekerja keras nmeewujudkan bandara yang dapat melayani semua jenis pesawat baik kargo maupun penumpang. Memang biaya transit dan landingnya relative mahal, namun pengalaman dan sensasi baik bagi penumpang maupun kru pesawat akan sepadan dengan mahalnya.

Saking hebat dan lengkapnya layanan di bandara bahkan disediakan tempat khusus penitipan hewan peliharaan / pet. Biasanya penumpang entah dari Eropa/Amerika dan sebagian Asia membawa serta piaraanya seperti anjing atau kucing. Tempat penitipan pet ini dilengkapi dengan salon dan kandang yang nyaman. Saking hebatnya system CCTV dan monitoring, pemilik hewan bisa melihat piaraannya cukup dari HP, tentu dengan membayar sewa.

Bandara yang dikomentari banyak penumpang sebagai salah satu tercanggih itu masih dapat menyertakan warna dan budaya jepang tradisional diantara ornament dan aksesoris di berbagai sudut bandara.

Yang jelas jangan ditanya berbagai kemudahan, kecepatan, dipadukan kenyamanan bagi seluruh penumpang mulai dari landing, control/chek in maupun berbagai sarana pendukung dan pelayanan di berbagai sudut yang misinya sama, mempercepat semua penumpang sampai tujuannya.

Sarana pendukungnya meliputi general information, preparation for departure, baggage, banking/ATM, Rental service, Travelers with children, police, post office, doctors/hospital, relax while waiting, business support, internet services, hotel/transport, sampai dengan observation hall.

Yang lebih fantastis lagi adalah ambisi dari pemerintah jepang untuk membangun bandara kansai 2. Artinya mereka akan melengkapi bandara super canggih kansai-1 dengan saudaranya di sampingnya yang hanya berjarak 200-an meter. Menurut penuturan dari National Geographic tingkat kesulitan dan biayanya akan lebih tinggi, meskipun untuk pengalaman sudah belajar dari pembangunan sebelumnya. Saat ditayangkan pengurukan dan perataan bandara-2 sudah dilakukan namun keburu terbentur datangnya krisis global. Namun pengelola dan perancang bandara dengan optimis menjelaskan bahwa mereka akan terus bekerja keras dan meyakini seluruh dunia nanti akan mengakui kehebatan bandara kansai ini.

Berikut adalah berbagai pesawat yang melayani penerbangan dari dan ke kansai airport.


Air Caledonie-Noumea
Air Canada -Vancouver
Air China -Beijing, Dalian, Shanghai
Air France -Paris
Air India -Delhi, Hong Kong, Mumbai
Air New Zealand-Auckland, Christchurch
Air Tahiti Nui-Papeete
Alitalia -Milan
All Nippon Airways-Beijing, Dalian, Guam, Hangzhou, Hong Kong, Qingdao, Seoul, Shanghai, Shenyang, Xiamen
American Airlines -Dallas
Asiana Airlines -Pusan, Seoul
Cathay Pacific Airways-Hong Kong, Taipei
China Airlines -Taipei
China Eastern Airlines-Beijing, Nanjing, Qingdao, Shanghai, Yantai
China Southern Airlines -Dalian, Guangzhou, Harbin, Shenyang
Continental Airlines -Guam
EgyptAir -Cairo
Emirates -Dubai
EVA Airways-Taipei
Finnair -Helsinki
Garuda Indonesian Airways -Denpasar, Jakarta
Hainan Airlines -Haikou
Japan Airlines -Bangkok, Beijing, Brisbane, Dalian, Denpasar, Guam, Guangzhou, Hangzhou, Hanoi, Hong Kong, Honolulu, Kuala Lumpur, London, Los Angeles, Pusan, Qingdao, Seoul, Shanghai, Singapore, Sydney, Taipei
KLM -Amsterdam
Korean Air-Cheju, Pusan, Seoul
Lufthansa -Frankfurt
Malaysian Airlines-Kota Kinabalu, Kuala Lumpur
Miat Mongolian Airlines-Ulan Bator
Northwest Airlines -Detroit, Guam, Honolulu, Saipan, Taipei
Philippine Airlines -Manila
Qantas Airways -Cairns
Qatar Airways -Qatar
Royal Nepal Airlines -Kathmandu
Shanghai Airlines -Shanghai
Singapore Airlines -Bangkok, Singapore
Thai Airways -Bangkok, Manila, Phuket
Turkish Airlines -Istanbul
Uzbekistan Airways-Tashkent
United Airlines -Boston, Chicago, Honolulu, Los Angeles, San Francisco
Vietnam Airlines -Ho Chi Minh City
Vladivostok Air -Vladivostok
Xiamen Airlines -Xiamen
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog