Setelah anda mengerti tentang pengertian pneumatik beserta cara kerja pneumatik. Sekarang kita akan belajar membuat aplikasi sederhana menggunakan pneumatik dengan PLC sebagai sistem kontrolnya. Untuk membuatnya pertama kita harus menentukan bagaimana cara kerja dari sistem kontrolnya. Lalu dilanjutkan dengan membuat perencanaan program PLC-nya. Baiklah kita langsung saja membuat aplikasi sederhana PLC dan pneumatik. Kalau boleh jujur sebenarnya saya juga bingung mau buat contoh program rangkaian apa?? Karena saya juga tidak punya banyak pengalaman langsung dalam membuat aplikasi seperti ini. Baiklah kita putuskan untuk membuat sistem kerja pneumatik secara flip-flop saja. Kenapa rangkaian flip-flop??Karena rangkaian flip-flop itu sederhana dan mudah dimengerti.
Berikut ini cara kerjanya dan gambar program dari PLC Mitsubishi:
Rangkaian Ladder Diagram PLC |
Program diatas adalah program flip-flop yang mengatur output Y0. Untuk mengaktifkan flip-flop timer maka syaratnya adalah kontak M0 harus aktif, dan M0 hanya akan kerja jika X2 OFF dan X0 dan X1 harus ON secara bersamaan walaupun cuma sesaat. Dan untuk mematikan flip-flop tersebut X2 harus aktif (walaupun cuma sesaat). Dalam hal ini kita akan membuat cylinder pneumatik bekerja dalam kurun waktu 15 detik (piston maju) dan akan kembali pada posisi awal selama 15 detik(piston mundur), lalu piston cylinder bekerja lagi dalam 15 detik lalu kembali lagi pada posisi awal, begitu seterusnya hingga flip-flop dimatikan (X2 ON). Dari gambar ladder diagram diatas kita bisa membuat gambar pelaksanaannya secara sederhana.
Gambar Rangkaian Kontrol |
Pada gambar pelaksanaan diatas kita bisa lihat bahwa input X0 dan X1 digambarkan sebagai tombol push button dan sedangkan input X2 di gambarkan sebagai tombol emergency. Lalu output Y0 langsung di sambungkan pada coil dari selenoid valve yang mempunyai tegangan kerja 200VAC. Dalam hal ini jika kita menggunakan selenoid valve dengan tegangan kerja arus DC, kita bisa memberikan tegangan kerja DC tersebut pada common output dari Y0. Dengan kata lain outputan dari PLC diatas tergantung dari common (com) itu sendiri. Sebagai contoh coba lihat gambar diatas, jika kita memberikan tegangan 200VAC pada com 0 maka tegangan output dari Y0 adalah 200VAC dan jika kita beri tegangan DC katakanlah 24VDC maka tegangan keluaran dari output Y0 juga akan bertegangan DC 24V. Hal ini juga berlaku pada outputan lainnya ( Y1, Y2, Y3, dst). Hal seperti ini terjadi karena sumber tegangan, device outputan dan kontak outputan PLC membentuk rangkaian loop. Untuk lebih jelasnya coba lihat gambar contoh rangkaian output dibawah ini.
Gambar. Sistem pneumatik sederhana
Rangakaian kontrol flip-flop pneumatik ini sebenarnya terlalu sederhana bila harus menggunakan PLC. Karena kita tahu mahalnya harga sebuah PLC, tentu akan lebih baik jika kita membuatnya hanya dengan device kontrol relay. Namun ini hanyalah contoh sederhana agar seorang pemula pun bisa mengerti bagaimana mengontrol kerja pneumatik dengan kontrol PLC. Dan tentu saja diharapkan anda bisa mengembangkannya sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar